Selasa, 31 Juli 2012


O Kata 

Sudah genap …
O kata
Dua patah
Yang dikata dengan nyata
Oleh badan payah patah
Itu kata
Ada berita
Terbesar dari sewarta
Karna oleh kata nyata
Tuhan menang segala titah!
Karna kata
Aku serta
Oleh Allah diberi harta
Selamat alam semesta


Sepantun Laut 

Duduk di pantai waktu senja
Naik di rakit buaian ombak
Sambil bercermin di air kaca
Lagi diayunkan lagu ombak
Lautan besar bagai bermimpi
Tidak gerak, tetap berbaring
Tapi pandang karang di tepi
Di sana ombak memecah nyaring
Gerak dalam diam
Diam dalam gerak
Menangis dalam gelak
Gelak dalam bermuram
Demikian sukma menerima alam
Bercinta, meratap, merindu dendam

Panggilan Pagi Minggu - J. E. Tatengkeng

Sedang kududuk di ruang bilik
Bermain kembang di ujung jari
Yang tadi pagi telah kupetik
Akan teman sepanjang hari
Kudengar amat perlahan
Mendengung di ombak udara
Menerusi daun dan dahan
Bunyi lonceng di atas menara
Katanya :
Kupanggil yang hidup, Kukui apang biahe 
Kutangisi yang mati, Lulungkang u apang nate 
Pinta jiwa jangan ditutup 
Luaskan Aku masuk ke hati
Masuklah, ya, Tuhan dalam hatiku! 



Berikan Daku Belukar 

Terhanyut oleh aliran zaman, Indahlah taman
Aku terdampar di dalam taman, Indahlah taman
Kuheran amat, Di mata zaman!
Memandang tempat!
Di situ nyata kuasa otak, 
Dan kalau hari sudah petang
Taman dibagi berpetak-petak, 
Ribuan orang ke taman datang
Empat segi, tiga segi
Yang coreng-moreng tak ada lagi 
Berikan daku Belukar saja
Rumput digunting serata-rata 
Tempat aku memuji Rasa!
Licin sebagai birun kaca
Bunga ditanam beratur-atur
Tegak sebagai bijian catur
Jalan digaris selurus-lurus
Bersih, sehari disapu terus!
 

Di Bawah Pohon 

Daunan kayu permainan angin
Sinarnya syamsu hinggap di dahan
Wayu berembusan hawa yang dingin
Semerbak bunga berkelimpahan
Duduk berdua dalam percintaan
Lupakan alam makhluk semua
S’mbari merangkai tali kerinduan
Hubungkan sukma kami berdua
Adindaku! Di sini kita senang
Kini cinta berlimpah di mata
Kasih yang merindu susah ditahan
Untung selamat selalu dikenang
Persatuan jiwa bertambah nyata
Yang kekalan, anugrah Tuhan


Bulan Terang 

Sunyi lengang alam terbentang
Udara jernih tenang
Di langit mengerlip ribuan bintang
Bulan memancar caya senang
Angin mengembus tertahan-tahan
Dan berbisik rasa kesukaan
Bulan beralih perlahan-lahan
Menuju magrib tempat peraduan
Hati yang masygul menjadi senang
Sukma riang terbang melayang
Karna lahir Kerinduan semalam
Ribaan Hua yang kukenang
Kudapat t’rang, kasih dan sayang
Serta damai hati di dalam


Di Pantai, Waktu Petang 

Mercak-mercik ombak kecil memecah
Gerlap-gerlip sri syamsu mengerling
Tenang-menyenang terang cuaca
Biru kemerahan pegunungan keliling
Berkawan-kawan perahu nelayan
Tinggalkan teluk masuk harungan
Merawan-rawan lagunya nelayan
Bayangan cinta kenang-kenangan
Syamsu menghintai di balik gunung
Bulan naik tersenyum simpul
Hati pengarang renung termenung
Memuji rasa-sajak terkumpul
Makin alam lengang dan sunyi
Makin merindu Sukma menyanyi